Terkadang, menikmati perjalanan lebih precious dibanding tujuannya itu sendiri. Bukan karena tujuannya tidak istimewa, hanya saja perjalanan adalah momen yang tidak terjadi dua kali.
Berawal dari obrolan ringan di depan Agrimart, perjalanan ini pun direalisasikan. Pukul 00:30 am kita (red: sekumpulan divisi danship yang mendambakan sebuah upgrading) berangkat dari Cibanteng, Bogor. Perjalanan malam dipilih agar kita tidak bermalam disana, jadi sore/malamnya udah sampai di Bogor lagi. Jalur yang kita pilih adalah via Sukabumi, dimana kita harus ngelewatin kebun kelapa sawit yang gak ada penerangan, jalanan yang naik-turun bukit, ditambah sepinya jalanan saat dini hari. Kita cuma ketemu satu-dua mobil aja di jalan, selebihnya cuma kegelapan yang setia menemani.
Selama perjalanan kita hanya mengandalkan Google Maps, karena kita gak ada yang pernah dan tau jalan ke sana. Pengalaman unik pun dimulai.
Jadi sekitar jam setengah 4 dini hari, kita sedang di jalan besar, GPS mengarahkan kita supaya belok ke kiri. Saat diliat, jalannya sudah bukan jalan raya lagi, akan tetapi jalan kecil perkampungan gitu, dan lebarnya hanya cukup untuk satu mobil. Kita gambling deh, tuh, gue tetep batu supaya ngikutin GPS karena gue pikir GPS gak bakal salah, sedangkan temen gue yang lain pengin tetap ikutin jalan raya aja.
Pilihan bodoh gue pun dipilih, and it's totally zonk.
Semakin masuk, kita semakin yakin kalau pilihan ini adalah pilihan yang salah. Jalan yang semula aspal, perlahan menjadi jalan bebatuan. Awal-awal bebatuan halus, lama-lama menjadi batu-batu besar dan jalannya bergelombang.
....ya. Kita masuk ke hutan.
Tanpa rumah warga, tanpa ada lampu satu pun. Kita panik. Kita langsung play ngaji-ngajian di mobil. Gimana gak panik dan takut; kondisi dini hari, masuk hutan, mau minta pertolongan ke siapa coba? Mau puter balik, jalanan itu kecil dan sangat tidak mungkin untuk melakukan hal itu. Fyi, GPS masih nyala dan menunjukkan jalan. Sadar karena gue yang bikin kekacauan ini, gue pun mencoba meyakinkan yang lain untuk tetap mengikuti jalur yang ditunjukkan GPS. Perlahan tapi pasti, kita menyusuri jalanan super-bergelombang itu. Setelah beberapa saat, ada seekor anjing yang menghadang di depan mobil.
Deg.
Mencoba untuk gak panik, kita tetap jalan. Setelah itu, rupanya anjing itu berbalik arah dan maju kayak menunjukkan jalan gitu. Tidak lama, kita pun bisa bernafas lega, karena akhirnya ketemu sama jalan raya lagi. Kita pun melanjutkan perjalanan ke sebuah destinasi yang sudah sangat ditunggu-tunggu.
Setelah kurang lebih empat setengah jam perjalanan, akhirnya kita sampai di tempat ini. Pantai Tanjung Lesung, secercah keindahan di balik bukit-bukit yang membatasi Bogor dengan Sukabumi. Sayangnya, kita gak dapet sunrise di sini, tapi pemandangannya tetap mengagumkan. Kabut yang masih menyelimuti sebagian pantai semakin menambah mood pada landscape-view ini. Alunan ombak yang datang beriringan menghasilkan eargasm dan berhasil membuat gue terlelap di pinggir pantai.
Achievment Unlocked: Menikmati alunan ombak sampai tertidur.
Sampai di post selanjutnya!