Photo source: http://biomedpub.org/ |
Bandung,
ibu kota provinsi yang satu ini memang memiliki sesuatu yang special. Setiap
sudutnya memiliki kisah masing-masing. Menggoreskan kesan yang mendalam
terhadap pengunjungnya. Ya, itu yang gua rasain tentang kota ini.
Beberapa
kali mengunjungi kota ‘kuliner’ ini gue selalu ditemani, entah dengan keluarga
atau pun teman. Beberapa kali itu pula cinta gue terhadap kota ini gak pernah
berkurang. Mungkin terkesan berlebihan, tapi memang itu yang bisa gue ungkapin
mengenai kota ini. Mulai dari perjalanan dari Jakarta menuju Bandung,
pemandangan sepanjang perjalanan aja gue udah nikmatin banget. Gunung dan sawah
di sisi kanan dan kiri, memanjakan mata yang lelah dengan layar laptop di
kamar.
Tapi kala
itu, selepas lebaran tahun 2016, gue mau mencoba sesuatu yang berbeda.
Kebetulan saat itu bokap ada dinas ke Bandung, gue pun memutuskan untuk ikut
dan memulai perjalanan YOLO gue disana. Perjalanan pun dimulai.
Jadi karena
bokap itu lagi dinas, otomatis dia kerja dong dan mobil dibawa. Gue pun
merencanakan perjalanan sendiri gua di kota ‘kreatif’ ini. Rencana nya perjalanan hari pertama itu gua
mau ke Masjid Raya Bandung, ya emang udah pernah sih, cuman pengen jalan-jalan
aja gitu, karena dekat sana juga bisa langsung ke Jalan Braga. Hotel gua
terletak di Jalan Soekarno-Hatta, which is lumayan jauh dari pusat kota
Bandung. Gue pun memutuskan untuk pake Gojek kesananya.
kring.dapat supir!
Kemudian
gua naik motornya, lalu memulai perjalanan. Jadi pada saat itu lagi nge-hype
banget gitu kan permainan Pokemon Go. Nah, pas di perjalanan dengan Gojek ini
gue memanfaatkan kesempatan untuk bermain Pokemon Go! Lumayan banget kan, sembari
nunggu sampe ke tujuan, sembari nyari pokemon juga haha. Banyak pokemon
yang belom gue punya, justru gue dapetin disini. Apalagi, abangnya sempat lewat
jalan kecil gitu (kayak lewat desa-desa gitu), jadi gue dapet beberapa Pokemon
langka disana. Lumayanlah ya. Setelah sekitar 30 menit di perjalanan, gue pun
sampai di Masjid Raya Bandung.
Hari itu hari senin, tapi suasana di Masjid
Raya tetap ramai kayak lagi liburan! Ya emang lagi libur lebaran, sih,
bokap gue aja yang udah masuk sendiri haha. Banyak anak-anak kecil lagi main
bareng keluarganya. Ada yang sedang lari-larian, main bola, pokoknya hepi-hepi,
deh. Gue disana cuma lihat-lihat aja sebentar, dan menikmati kegembiraan
anak-anak disana. Pokoknya suasananya adem, deh. Padahal itu matahari udah
mulai terik, tapi mereka tetep ceria dan hati gue pun sejuk ngeliatnya. Asli
ini mah, gak dilebih-lebihin.
Selanjutnya
gue jalan kaki menyusuri Jalan Asia Afrika. Banyak pengunjung yang lalu-lalang
disini. Terutama muda-mudi yang asik ber-swafoto di depan monumen ataupun
gedung-gedung tua yang ada. Gua pun sempat duduk di tempat duduk yang tersedia.
Ikut merasakan asiknya suasana kota yang terkenal dengan kesejukannya ini. Ada
satu tempat yang sebetulnya ingin gua kunjungi, Gedung Konferensi Asia-Afrika,
tapi sayang saat itu hari senin, maka—sama seperti di kota lain—museum tutup
untuk satu hari penuh. Gagal deh untuk wisata sejarahnya. Akhirnya gue pun
belok menuju Jalan Braga. Daerah yang sangat terkenal karena suasana nya kayak
di Eropa, ditambah banyak café-café lucu yang bisa dikunjungi.
Jauh
menyusuri jalan yang unik ini, langkah gua terhenti di suatu Mall. Matahari
sudah mulai naik, jadi gue pikir lebih baik gue masuk untuk ngadem
sebentar. Tergolong sepi untuk ukuran sebuah Mall, karena ukurannya pun tidak
terlalu besar. Tapi di lantai atas ternyata ada bioskop. Wah! Gue pun masuk dan
lihat-lihat fim yang ada. Film yang sedang tayang tidak terlalu menarik
sebenarnya, tapi gue kayak yang bingung gitu mau ngapain lagi, jadi yaudah gue
nonton SENDIRI filmnya Raditya Dika. Iya, sendiri. Agak tengsin buat mesen
tiket ke mbak-nya, tapi YOLO men. Toh ini bukan pertama kalinya gue nonton
sendiri di bioskop. Yha.
Setelah
cukup terhibur dengan film komedi, gue pun memutuskan untuk ngopi di salah satu
café di sebrang Mall. Sambil buka-buka Path, ternyata ada teman gua yang sedang
di Bandung juga. Akhirnya kita ngobrol dan sharing mau kemana aja. Terus
yaudah, kita gak ketemu, karena mereka udah punya plan sendiri juga. Gue pun
jalan ke ujung Jalan Braga, lalu duduk lagi di tempat duduk yang tersedia.
Termenung menatapi persimpangan yang ada di depan mata, sambil meresapi suasana
disana. Ya, hal yang gue suka dari traveling adalah saat lo bisa menarik
nafas sedalam-dalamnya untuk bisa meresapi udara dan suasana daerah yang sedang
gue kunjungin.
Beberapa
menit berlalu, gue memutuskan untuk balik lagi ke Masjid Raya. Disitu gue baru
tau, bahwa menara masjid bisa kita naikin. Wah, seru abis. Tanpa pikir panjang
gue pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Langsung beli tiket yang cuma
seharga 5000 rupiah, langsung antre untuk naik lift ke atas. Sampai atas, gue
seneng parah. Bisa menatap penjuru Bandung dari ketinggian yang entah berapa,
pokoknya tinggi banget! (19 lantai bukan sih kalau gak salah?)
Sudah puas
menikmati pemandangan bukit dan gunung di sekeliling Bandung, gue pun
memutuskan untuk turun ke bawah, dan kemudian kembali ke hotel.
Hari
selanjutnya tetap sama. Gue pake Gojek untuk ke daerah Dipatiukur. Kali
ini berangkat agak siang, karena tujuan gue hanya untuk makan di Bakso
Boedjangan yang terkenal banget saat itu. Sama halnya dengan kemarin, gue masih
mencari pokemon selama perjalanan, haha. Setelah makan gue ke toko Kartika Sari
terdekat, karena ada titipan dari nyokap. Terus sekitar jam 4 gue balik karena
langit udah mendung, dan gue bingung mau kemana. Maka daripada harus
ujan-ujanan, mending langsung pesen Gojek dan kembali ke Hotel.
Yap, itu
aja sih cerita singkat gue nge-YOLO di kota penuh cerita ini. Semoga kedepannya
bisa nge-YOLO lagi dengan destinasi yang lebih seru!
Sampai
di post selanjutnya!